Penyakit mata pada anak ternyata tidak sedikit. Sebagian sudah dikenali sejak awal, namun sebagian besar sering luput dari perhatian orang tua. Akibatnya, bisa buruk bagi penglihatan anak di kemudian hari. Berikut 10 penyakit mata anak yang dihimpun oleh dr. Handrawan Nadesul.
Penyakit mata pada anak dapat bawaan dapat pula didapat. Yang bersifat, bawaan, bisa turunan bisa juga bukan turunan. Dan karena sebagian penyakit mata memerlukan koreksi dini agar tidak memperburuk penglihatan, perhatian terhadap beberapa kelainan mata anak membutuhkan perhatian lebih besar.
Jika dihimpun, sekurang-kurangnya terdapat sepuluh jenis penyakit, gangguan atau kelainan mata yang mungkin terjadi pada anak. Tidak semuanya bisa dikoreksi. Namun bisa buruk akibatnya jika didiamkan atau terlambat dikoreksi. Kesepuluh penyakit tadi bisa Anda simak berikut ini.
1. BUTA WARNA
Buta warna jelas penyakit keturunan. Lebih sering pada anak laki-laki dibanding anak perempuan. Dibawa oleh kromosom Y. sampai saat ini belum ada terapi buta warna. Di Jepang baru sedang dicoba untuk mengganti sel-sel keruucut pada retina, penyebab terjadinya buta warna, tapi belum dinyatakan berhasil.
Anak buta warna sejak lahir tidak mengenal warna merah, hijau, dan biru secara baik. Yang ringan masih bisa membedakannya, tapi yang berat, hanya berkemampuan dengan bergradasi hitam putih belaka. Sehingga persepsinya terhadap ketiga warna itu menjadi berbeda dengan orang normal.
Adakalanya anak tidak sadar, ia mengidap buta warna. Bahkan orang tuanya pun mungkin tidak tahu si anak buta warna. Terutama jika buta warnanya ringan. Sehingga sering kaget ketika masuk perguruan tinggi sebab untuk jurusan teknik elektro dan kedokteran, misalnya, tidak boleh buta warna.
Perlu diketahui, di retina terdapat dua jenis sel, yakni sel batang dan sel kerucut. Sel batang untuk kemampuan membedakan terang gelap, sedang sel kerucut untuk membedakan warna-warna. Pada anak buta warna, sel kerucut di retina matanya, abnormal sehingga terganggu kemampuannya membedakan warna merah, hijau dan biru dengan derajat yang berbeda-beda,
Dengan melakukan tes membaca ishihara, buta warna didiagnosis. Buku berisi gambar-gambar bertuliskan angka-angka, sedemikan rupa, sehingga orang buta warna tidak bisa tepat membaca angka-angka yang orang normal dapat melihatnya dengan jelas.
2. MATA JULING
Mata juling juga bersifat bawaan dari lahir. Ada beberapa jenis kejulingan, dari yang ringan sampai yang berat. Umumnya sebab terdapat kelainan saraf bola mata, sehingga sumbu bola mata tidak normal dan perlu dikoreksi.
Jika tidak dibawa dari lahir, juling didapat sesudahnya. Bisa akibat katarak berat. Pada orang dewasa mendadak juling perlu diwaspadai, sebab dapat merupakan manifestasi dari adanya kelainan di otak atau kenker hidung tenggorokan. Pada anak bisa juga akibat adanya tumor ganas di dalam bola mata.
Mata juling perlu segera dikoreksi agar keteajaman penglihatan anak berkembang normal. Jika tidak, anak tidak belajar melihat secara normal. Dan mata anak kemudian bisa menjadi abnormal.
3. GLAUKOMA
Penyakot ini penyakit tekanan bola mata yang meninggi, sehingga bsa menimbulkan kerusakan pada sarafmata dan retina. Selain didapat, terutama bagi yang berusia lanjut, glaukoma dapat pula bersifat sejak bawaan yang memang turunan. Sejak lahir tekanan bola mata anak sudah meninggi.
Meningginya tekanan bola mata disebabkan adanya gangguan sistem aliran cairan di dalam bola mata yang bisa bersifat bawaan. Akibat bendungan cairan bola mata ini, timbul gejala tekanan bola mata yang meninggi.
Penyakit ini menimbulkan rasa nyeri hebat di bola mata adan kepala. Selain itu mata tampak merah. Pada yang sudah berat, timbuk pula gangguan penglihatan. Selain kurang tajam, lapangan pandang pun mendadak berkurang. Ada yang hilang dalam layar penglihatan. Sebelumnya bisa terjadi penderita melihat bayangan mirip pelangi disekitar bola lampu.
Jika dengan obat-obatan tidak menolong, biasanya dilakukan tindakan pemmbedahan dengan tujuan agar aliran cairan bola mata menjadi normal dehingga tidak terjadi bendungan dan tekanan bola mata bisa normal.
4. BUFTHALMUS
Penyakit ini juga tergolong penyakit mata dengan tekanan bola mata yang meninggi sejak lahir. Akibat tekanan bola mata yang meninggi, ukuran bola mata bayi sangat besar. Keadaan ini mengganggu kornea mata. Anak takut melihat cahaya, timbul gangguan kelopak mata, kornes membengkak, dan warna kornea menjadi keruh.
Untu mengurangi bendungan cairan bola mata, yang membuat tekanan bola mata yang meninggi dilakukan operasi sayatan (goniotomy) sesegera mungkin agar perkembangan mata dan ketajaman penglihatan anak tidak sampai terganggu.
5. KATARAK MATA
Ya, bukan orang lanjut usia saja yang bisa katarak atau kekeruhan lensa mata, bayi baru lahir pun bisa mengidap katarak juga. Ini kelainan bawaan. Biasanya lahir dari ibu yang mengidap infeksi campak Jerman, toxoplasmosis, atau kencing manis. Selain itu juga disebabkan faktor keturunan.
Bayi dengan katarak perlu dilakukan operasi jika refleks fundus mata tidak ada atau kataraknya bersifat total. Maksudnya, agar perkembangan penglihatan anak tidak sampai terhambat. Operasi biasanya dilakukan setelah anak berumur 2 tahun. Jika dibiarkan kemungkinan anak berkembang menjadi juling atau pergerakan bola matanya abnormal (nystagmus).
6. PTOSIS
Penyakit ini dijuluki ‘mata ngantuk’ sebab penderitanya seperti mengantuk terus. Kelopak mata atasnya tidak dapat membuka dengan sempurna, sehingga cenderung rendah dan turun sebab otot-otot pengungkit kelopak matanya lemah.
Untuk mengoreksi sendiri, pasien ptosis tampak khas. Dahinya mengernyit dan alis matanya terungkit terus. Penyakit ini bisa sebab kelemahan otot kelopak mata yang didapat, bisa juga sebab penyakit turunan myastenia gravis. Untuk koreksi kelemahan otot ini dilakukan pembedahan sebelum anak berumur setahun.
7. INFEKSI MATA
Infeksi mata banyak jenisnya. Paling sering infeksi pada selaput lendir putih mata dan kelopak mata (conjunctivitis) atau dikenal sebagai penyakit mata merah.
Penyebab infeksi mata bisa oleh semua jenis bibit penyakit, mulai dari virus, kuman, jamur, sampai parasit. Tidak jarang terjadi karena alergi, baik yang berasal dari luar seperti serbuk sari, zat kimawi, atau dapat juga alergi dari dalam, yaitu pengidap TBC, penyakit darah atau penyakit kelenjar getah bening.
Mata merah sejak lahir bisa disebabkan oleh kuman chalamydia yang ibu idap pada kemaluan. Bisa juga oleh kuman kencing nanah dari ibu dengan penyakit yang sama. Tanda dan gejalanya hampir sama. Mata merah membengkak dan banyak kotoran mata yang lebih menyerupai nanah.
Pada bayi baru lahir biasanya secara rutin diberikan tetes mata segera setelah lahir sehingga jarang ditemukan kasus infeksi mata sekarang ini. Tapi bayi yang lahir dibantu oleh dukun peraji, infeksi mata bayi masih sering ditemukan.
Infeksi mata oleh kencing nanah dari ibu biasanya muncuk pada waktu anak seudah berumur 2 tahun. Mata dan kelopaknya merah meradang. Banyak kotoran mata di sekitar bola mata. Ini bisa dioobati sampai sembuh. Tapi ibu harus diobati juga agar tidak sampai menulari bayinya yang mungkin akan dilahirkannya nanti.
Infeksi mata yang didapat banyak jenisnya. Ada yang bersifat wabah sehingga pada musim-musim tertentu banyak orang yang sakit mata merah. Penyakit ini ditularkan lewat udara. Virus dan kuman beredar dalam udara di tempat-tempat umum atau melalui barang yang penderita pakai, seperti saputangan, kacamata, handuk atau sarung bantal, dan lensa kontak.
Dengan tetes atau salep mata yang mengandung antibiotika, biasanya penyakit mata merah dapat disembuhkan. Jika berat, mungkin perlu obat antibiotika minum juga.
Namun sering dijumpai sakit mata merah infeksi ini, diobati dengan tetes mata yang dapat dibeli bebas di warung. Cara ini bukan saja tidak tepat dan salah alamat, malah bisa jadi penyakit mata bertambah parah sebab bahan obatnya memang bukan jenis yang itu.
Obat tetes mata yang dijual bebas hanya untuk gangguan mata akibat kena debu, kotoran atau mata yang lelah. Tak jarang sakit mata merah malah menjadi bengkak sehabis ditetesi obat tetes dari warung.
Infeksi mata juga bisa ditularkan dari kolam renang. Biasanya mewabah pada musim-musim tertentu. Obatnya sama. Jika virus penyebabnya, tentu berbeda penanganannya dengan penyebabnya kuman, jamur, atau parasit.
Mata merah pada bayi lebih sering disebabkan oleh infeksi pada kelenjar air mata atau kantung air mata. Setiap hari mata bayi banyak mengeluarkan kotoran matanya, selain matanya tampak merah.
Penyakit ini bawaan dari lahir. Sebabnya ada sumbatan dalam saluran air mata dan infeksi bersarang di sanan. Biasanya menahun. Selain diberi tetes atau salep antibiotika, dilakukan pengurutan pada bagian bawah kelopak mata ke arah pangkal hidung yang bisa dilakukan sendiri oleh ibunya. Maksudnya, untuk mengalirkan kotoran mata yang menyumbat di bagian itu.
Namun, jika dengan cara-cara itu tidak menolong, dilakukan tindakan perojokan (probing) sehingga sumbatan macam-macam di sana bisa dibebaskan dan infeksi tidak lagi bersarang.
Infeksi kelenjar air mata pada anak yang besar sering akibat komplikasi campak, gondong, atau flu. Tak jarang akibat TBC dan penyakit getah bening.
Jika penyakit di atas dibiarkan, penyakit dapat berkembang menahun. Kuman tetap bersarang tanpa terusik di kelenjar atau kantung air mata.
Infeksi mata menahun sering pula disebabkan oleh penyakit mata trachoma. Banyak diidap di negara yang masih buruk sanitasi dan higienenya. Mudah menular dan sering menahun sebab tidak tuntas diobati. Komplikasinya bisa berat bahkan menimbulkan kebutaan.
Infeksi kelenjar minyak mata menimbulkan bintil. Bisul kecil di mulut kelenjar ini perlu segera diobati sebab jika sudah lebih dari dua minggu, obat sudah terlambat dan memerlukan tindakan operasi untu menyayat bisul mata yang sudah mnegeras. Tanpa operasi bisul, bintil tidak hilang, menetap, dan sering kambuh.
Bintil sering terjadi pada orang dengan higiene perorangan yang masih rendah. Kebiasaan buruk dalam memperlakukan mata, menggosok-gosok mata, memberrsihkan mata dengan jari, mata direndam air atau rendaman daun sirih atau melati, mata kurang dilindungi dari debu dan kotoran lain.
Selain pada putih mata dan selaput lendir kelopak mata, infeksi mata juga dapat menyerang kornea atau hitam mata. Ini jauh lebih berbahaya sebab kornea berhubungan langsung dengan fungsi penglihatan.
Infeksi pada kornea berhubungan langsung dengan fungsi penglihatan. Infeksi kornea mata perlu mendapat perhatian lebih besar agar tidak sampai menimbulkan kecacatan sehingga peradangan terganggu sebab kornea menjadi jendela penglihatan kita.
Infeksi bisa berkembang pada kornea yang kena luka tusukan. Kornea yangtertusuk akan dimasuki kuman jika tidak dilindungi dengan antibiotika dan tertutup mata. Infeksi kornea bisa buruk akibatnya. Tusukan duri atau serpihan kaca pada kornea pelru dicabut dan perawatan mata perlu sungguh-sungguh agar kornea tetap utuh setelah menyembuh.
Mata merah juga dapat disebabkan glaucoma dan alergi. Bedanya dengan infeksi, pada glaucoma atau alergi biasanya tidak ada rasa nyeri, pedih, atau mengganjal bola mata, tidak pula disertai demam. Biasanya tidak mengeluarkan kotoran mata. Dokter bisa membedakan mana jenis mata merah infeksi, mana pula yang bukan.
8. RETINOBLASTOMA
Tumor ganas bola mata yang dibawa sejak lahir. Tidak tahu apa sebabnya. Tumor di retina ini sudah tumbuh sejak lahir. Sering luput dan kerap gejalanya baru muncul ketika tumor sudah telanjur besar. Gejala itu mungkin juling mendadak, glaucoma, mata sering merah, dan visus atau ketajaman penglihatan anak cepat menurun sehingga sering ganti kacamata.
9. KEKURANGAN VITAMIN A
Akibat kekurangan vitamin A, bukan saja menimbulkan rabun senja. Begitu matahari mulai terbenam anak sering menabrak-nabrak barang di depannya kalau berjalan. Penglhatannya menjadi kabur di waktu sennja hari. Sebab sel-sel batang di retinanya terganggu fungsinya akibat tidak cukup vitamin A dalam menu hariannya.
Jika rabun senja dibiarkan tanpa tambahan vitamin A, maka kelainan mata akan berkembang menadi kelainan pada putih mata yang disebut bercak Tuan Bitot. Pada fase ini mata masih bisa diselamatkan jika vitamin A ditambahkan dalam menu hariannya.
Jika kelainan ini pun masih dibiarkan, mata akan menjadi kering dan kornea kemudia rusak. Kornea keriput lalu kisut dan akhirnya pecah. Kondisi kornea yang semacam inilah yang berakibat kebutaan yang sudah tak terkoreksi lagi.
Anak dengan menu normal, dari susu, ikan, dan sayuran hijau, mestinya tidak bakal sampai harus kekurangan vitamin A. sepotong wortel sudah mencukupi kebutuhan harian vitamin A tubuh. Tapi vitamin A berkaitan dengan menu lemak. Jika anak urang gizi dan menu lemaknya rendah, biasanya akan kekurangan vitamin A.
10. RABUN JAUH
Anak sekarang terancam kena rabun jauh pada usia masih kecil. Penyebabnya, banyak membaca dengan cara yang kurang tepat. Baca sambil tiduran, sebab yang dibaca banyak dan badan lebih oleh banyaknya elajaran dan pekerjaan rumah. Membaca dengan pencahayaan yang kurang. Sedikitnya perlu 60 watt dengan jarak baca 33 cm, posisi duduk tegak, dan obyek baca tidak bergerak. Artinya, yang sehat itu membaca duduk dan obyek bacaan diletakkan di atas meja. Tapi anak sekarang membaca di mana dan kapan saja. Bahkan selama di bus sekolah atau kereta api juga.
Kedua, pengaruh radiasi monitor komputer atau televisi sendiri. Jarang nonton yang mestinya sekurang-kurangbya 5 kali lebar diagonal layar televisi sebab kondisi ruangan yang sempit mamaksa anak nonton pada jarak yang sangat dekat.
Itu maka anak sekarang banyak yang sudah berkacamata myopia, rabun jauh, pada usia yang maish sangat kecil. Dan keadaan ini sering luput dari pengamatan orang tuanya. Tahu-tahu visusnya sudah buruk waktu dilakukan pemeriksaan.
Kini ada cara koreksi rabun jauh dengan laser. Tapi baru-baru ini diberitakan cara ini tidak aman atau punya efek sampinngan yang tidak dilakukan lagi dibeberapa negara.
Agar tidak semakin memburuk, kacamata yang cocok ukurannya perlu dipakai terus. Jika erabunan masih ringan, pemakaian kacamata mungkin memulihkannya, tapi jika kacamata tidak dipakai dan kerabunan sudah tinggi, setiap tahunu tentu perlu pengganti kacamata.
Waspada jika kerabunan lekas bertambah, selain berakibat koyaknya retina yang bisa berakibat kebutaan, harus diwaspadai ggejala ini sebagai suatu gejal apenyakit lain yang lebih berbahaya, seperti glaucoma, tumor ganas bola mata, atau adanya kelainan retina lainnya.